Masa-masa SMA
adalah masa dimana lo harus menempatkan diri dengan baik. Karena pada masa
itulah, kalian harus menentukan, mau ikut kelompok geng yang mana. Ada geng
populer yang sebagian besar diisi anak basket dan cewek-ceweknya. Ada geng kutu
buku yang tiap istirahat nongkrong di perpustakaan. Ada geng urakan tapi tetap
menjaga kesopanan dan aturan.
Dan masih banyak
lagi geng-geng yang lainnya. Dan saat SMA inilah kita harus mau ikut bergabung
dengan salah satu geng, karena kalo tidak, kita akan dianggap sebagai orang
penyendiri yang aneh, yang kurang banget orientasi sosialnya.
Gue sendiri awalnya
juga bingung mau gabung geng yang mana. Mau ikut geng populer? Main basket aja
gue gak bisa. Geng kutubuku? Paling mentok gue baca novelnya Raditya Dika, dan gue gak suka baca buku
ilmu pengetahuan. Akhirnya pilihan jatuh ke geng urakan, tapi tetap memegang
teguh aturan.
Semuanya berawal
dari tugas kelompok ekonomi, yang mengharuskan kita berfoto di tempat dengan
jenis-jenis pasar yang berbeda. Gue satu kelompok sama Jason, Stane, Taka dan
Naga. Karena kelompok gue dapet jenis pasar Oligopsoni, maka kita memutuskan
untuk berfoto di Pom Bensin.
Sejak saat itu,
kita berlima jadi akrab. Waktu istirahat kita sering makan bareng, jalan
bareng, ke toilet bareng (tapi tetep bilik masing-masing), ngobrol bareng,
belajar bareng (kalo ada ulangan), dan masih banyak kegiatan lainnya.
Setelah sekian
lama, akhirnya gue bingung, mau dinamakan apakah geng ini? Ide-ide pun
bermunculan di otak gue. Mulai dari ‘The
Boys’ yang keliatan kayak boyband gagal tenar, ‘Five Heroes’ yang keliatan kayak power rangers gagal tayang. Dan masih ide-ide gak jelas lainnya.
Ide yang
benar-benar cemerlang terlintas ketika gue menonton tv dirumah. Waktu itu gue
lagi menonton serial film ‘Tarix Jabrix’,
sebuah film yang dibintangi oleh band ‘The
Changcuters’ dan mengisahkan tentang geng motor yang patuh pada aturan dan
sopan santun.
Filmnya lumayan
bagus sih, walaupun masih sedikit berbau sinteron alay Indonesia, tapi tetep
punya moral values yang bagus dan
bermanfaat. Berangkat dari film itu, gue memutuskan untuk menamai geng gue ini
dengan nama yang sama, Tarix Jabrix.
Sebuah nama yang
menurut gue agak aneh, karena geng gue gak ada yang mau ditarik, dan rambutnya
gak ada yang jabrik. Tetapi geng gue memiliki banyak kesamaan dengan geng Tarix
Jabrix. Anggotanya sama-sama lima orang. Sama-sama bukan orang populer
disekolah, tetapi selalu menjunjung tinggi kebenaran.
Dan kali ini, gue
akan mengenalkan satu per satu ke kalian, anggota geng yang nyaris punah
terkena arus geng populer kampret disekolah. Kita mulai dari anggota yang
paling populer disekolah, yang rela merendahkan diri dan turun kasta demi ikut
geng urakan ini.
Namanya Bryan Naga,
biasa dipanggil Naga, Naga bonar, Naga Indosiar, Naga Shen Long, dan berbagai
macam naga-naga lainnya. Dia orangnya tinggi, anak basket (ada juga ya anak
basket yang mau turun kasta), anak futsal juga, rajin beribadah, dan punya
banyak mantan.
Di geng ini Naga
terlihat seperti senior, karena dia udah berpengalaman dalam mengencani wanita,
sedangkan anggota sisanya belom pernah gonta-ganti pacar. Dan Naga sangat
membantu geng ini sedikit terlihat eksistensinya di muka umum.
Tapi Naga memiliki
kelemahan. Walaupun dia terlihat seperti seorang mahasiswa (karena tinggi dan
berwibawa), tapi kadang dia kekanak-kanakan. Pernah suatu ketika, kelas gue
lagi praktikum Biologi. Kita disuruh mencari jenis-jenis tanaman lumut, paku
dan biji. Kita sedang mencari di parkiran, dan Naga datang menghampiri sebuah
mobil.
‘Ini mobil murahan, gue bisa beli!’
Tiba-tiba tante
pemilik mobil itu keluar, Naga panik. Dengan agak terbata-bata Naga meminta
maaf ke tante tersebut. Trus Naga juga sering banget sombong diawal, malu di
akhir. Waktu itu gue lagi nginep di rumahnya Taka, sama Naga juga.
Ketika malam tiba,
Taka dan Naga haus dan ingin beli minum diluar. Akhirnya Taka meminta ijin ke
ibunya untuk pergi keluar naik mobil. Kami disetujui untuk pergi, dengan syarat
pulang tidak terlalu malam. Kita pergi dengan menaiki mobil Karimun Wagon R milik Taka.
‘Sini gue aja yang nyetir’ ucap Naga
‘Gausah, gue aja, ini mobil koplingnya susah
lho’ ucap Taka
‘Udah liat aja, gue pasti bisa!’ ucap
Naga lagi
Gue dan Taka udah
duduk didalem mobil. Naga bersiap untuk menyetir. Dia menginjak kopling, memasukkan
gigi satu, melepas kopling, dan... mobil bergetar dengan hebat. Taka bingung,
gue lebih bingung.
‘Katanya bisa, kok gak jalan-jalan?’
tanya Taka
‘Kampret nih mobil apaan? Koplingnya kayak
tai’
‘Kan udah gue bilang, ini mobil susah
koplingnya, sini gue yang setir’
‘Gak mau, gue aja yang nyetir!’
Selain kekanak-kanakan,
Naga ternyata juga keras kepala.
Lanjut ke orang
berikutnya, Taka. Sebenernya dia punya banyak fans, tapi dia tetep rendah hati.
Dia juga anak basket, tapi gak sombong kayak anak-anak basket pada umumnya
(kalo kalian abas, sebaiknya jangan baca postingan ini). Dia juga ikut eskul Elektro,
eskul paling gokil disekolah.
Taka orangnya baik,
gak gampang marah, humoris, dan selalu tau siapa gebetan-gebetan kita. Sejenis stalker
tapi lebih halus daripada itu. Dan masih berhubungan dengan cerita mobil tadi,
kelemahan Taka adalah ketika di lampu merah. Waktu itu kita lagi balik dari
nganterin kakaknya Taka, dan berhenti di lampu merah Mcd Rungkut. Tiba-tiba
mobil berhenti ketika lampu hijau menyala.
‘Tak kok mati?’ tanya Naga
‘Gatau, nih gue mau nyalain’ jawab Taka
Tin.,.tin...tinnn.....
semua mobil dibelakang mulai mengklakson kami.
‘Tak gimana ini tak, gimana ini??’ tanya
Naga yang mulai panik
‘Mobil belakang mulai ngamuk tuh Tak’
ucap gue
Akhirnya lima detik
kemudian mobil kembali nyala. Kita bertiga terselamatkan dari amukan warga. Kami
pun merayakannya dengan minum susu coklat hangat di Indomaret Point di daerah
Purimas.
Berikutnya ada
Jason. Dia berbadan kecil tapi bertenaga besar. Ototnya terlatih banget. Dia anak
basket, dan juga anak yang pintar. Bisa dibilang, dia adalah penasihat dalam
geng ini. Tapi kelemahan dia adalah, suka mencampur-campur makanan dan minuman
ketika sedang di restoran.
Gue waktu itu
bareng Jason, Naga dan Taka, lagi pergi ke A&W di Purimas. Kami semua Cuma memesan
minuman, karena harga di A&W relatif mahal. Saat minuman kami hampir habis,
Jason mengambil saus sambal dan tomat. Lalu mencampurkannya ke minuman kami
maisng-masing, dan memaksa kami minum sebelum pulang.
Entah kenapa kami
seperti tersihir oleh Jason, kami mencoba minuman biadab tersebut. Hasilnya,
Taka gak kenapa-napa, gue dan Naga sakit perut, bahkan sampe mencret. Dasar kampret.
Kecil-kecil cabe pedes.
Berikutnya ada
Stane. Orang paling pintar, paling jenius, paling digemari cewek-cewek Malang
(karena aslanya dari Malang), gamers
sejati (padahal dia gak pernah dapet nilai jelek pas ulangan). Udah gitu,
sifatnya dia mirip bos banget. Waktu itu kita pernah makan soto di pinggir
jalan.
‘Semuanya berapa bang?’ tanya gue
‘Lima puluh ribu dek’
Gue dan yang lain,
kecuali Stane, mengumpulkan duit sepuluh ribuan. Tiba-tiba dari arah belakang,
Stane mengeluarkan duit lima puluh ribuan, dan bilang ‘Gue aja yang bayar, ayo pulang’
Semua langsung
bersorak. Boss Stane hari itu baik
sekali. Pedagang soto tadi pun sampe takjub. Tapi besoknya, kita semua ditagih
duit soto tersebut. Emang dasar orang pinter sukanya kayak gitu.
Dan yang terakhir,
gue sendiri. Jujur, gue sebenernya adalah orang yang pendiam. Tapi temen-temen
gue mengira gue adalah orang yang periang, sukanya humor melulu, dan selalu
suka bicara. Padahal sebenernya enggak sama sekali. Gue jadi rame karena
ikut-ikutan geng gue aja.
Gue berharap geng
gue ini kayak di Film ‘You Are The Apple
of My Eyes’. Dimana mereka bersahabat sejak SMA, dan berlangsung terus
sampe mereka dewasa. Bedanya, geng tersebut mengejar satu cewek yang sama,
walaupun akhirnya cewek itu nikah sama cowok lain. Sedangkan geng gue,
anggotanya memiliki gebetan masing-masing dan kisah cinta yang berbeda satu
sama lain.
Nah, buat kalian
yang masih belom punya geng di sekolah, coba bergabunglah. Karena selain untuk
pertemanan dan senang-senang, geng juga bisa saling membantu kalian jika ada
masalah. Diputusin pacar misalnya, kalo kalian gak punya geng, kalian akan
galau sendirian di rumah. Tapi kalo kalian punya geng, kalian ada yang
menyemangati nantinya.
Tapi jangan mencari
geng yang tidak sesuai dengan diri kalian. Misalnya kalian adalah pelajar culun
dan alim dan pengen ikut geng populer disekolah. Bisa-bisa nanti kalian dibully
dan jadi bahan tertawaan. Carilah geng yang sesuai, geng kutubuku misalnya.
Atau kalau gak nemu
yang pas, bikin geng kalian sendiri. Kayak geng Tarix Jabrix gue yang terbentuk
secara gak sengaja ketika mengerjakan tugas ekonomi. Intinya, jangan jadi orang
yang anti sosial. Karena sosialisasi dalam masyarakat sekolah itu penting. Karena
akan menyiapkan kita untuk hidup di masyarakat luas nantinya.
Selamat mencari
geng kawan-kawan
t(^_^)t
Komentar
Posting Komentar