Langsung ke konten utama

Dibalik Ruang Detensi


Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming. Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas.

Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi.

Gimana di ruang detensi?” tanya gue.

Asyik cuy, banyak temennya, ngerjain tugas bareng, seru-seruan bareng.” Jawab dia.

Loh? Gak dimarahin tuh?” tanya gue lagi.

Kagak lah, pengawasnya baik kok.” Jawab temen gue.

Mendengar jawaban temen gue itu, gue jadi merasa tertarik dengan ruangan ajaib tersebut. Ada apa sih sebenernya sama ruang detensi? Sampe-sampe semua temen gue disekolah membahas ruang detensi. Gak di kelas, gak di kantin, bahkan ketika sedang di toilet pun yang dibahas ruang detensi.

Beberapa hari kemudian, ada salah satu temen sekelas gue, dia datang terlambat. Padahal dia Cuma terlambat 1 menit, tapi dia harus diasingkan di ruangan detensi. Alasannya cukup logis sih, katanya walaupun kita telat Cuma 1 menit, kita itu gak menghargai waktu. Iya itu bener, tapi gimana kalo ban motor/mobil kita bocor tiba-tiba? Gimana kalo jalanan jadi macet tiba-tiba?  

Yang bikin gue heran adalah, siswa baru telat satu kali, tapi udah dimasukkan ke ruang detensi. Lain ceritanya kalo siswa itu udah berkali-kali telat, udah diberi peringatan, tapi besoknya dia masih telat lagi. Kalo kayak gitu baru siswa itu pantas untuk masuk ruang detensi. Tapi ini baru telat satu kali loh, emangnya kita bakal tau kalo ada halangan mendadak di perjalanan? Kita hanyalah manusia, bukan Tuhan yang Mahatahu segalanya.  

Sejak saat itu, gue semakin tertarik dengan ruang detensi. Tapi gue bingung, karena kalo mau masuk ruang detensi, gue harus melanggar peraturan. Tapi kalo gue melanggar peraturan, nilai afektif gue bakal berkurang. Situasi dilematis semacam ini menjadi semakin sulit, ketika salah satu temen dari kelas gue lagi, baru saja menjadi korban ruang detensi. Dia bercerita bahwa pengawas ruang detensi yang sekarang galak, jadi kita gak bisa berbuat sesuka hati.

Disaat gue sedang bingung-bingungnya, temen-temen gue silih berganti masuk ke ruangan itu. Cerita demi cerita tentang ruangan ajaib itu pun sampai ke telinga gue, dan gue malah semakin bingung, bingung harus ngapain. Tiba-tiba aja gue jadi inget suatu pepatah, entah perkataan mahabijak ini berasal dari siapa, yaitu kita gak akan pernah tau kalo kita gak mau mencoba. Jadi intinya gue harus mencoba.

Akhirnya hari ini tadi, gue memutuskan untuk mencoba masuk ke ruangan itu. Ternyata eh ternyata, ekspektasi emang gak pernah sesuai sama realita. Semua pandangan gue tentang ruangan ini yang sebelumnya gue dapat dari temen-temen, hilang seketika. Karena sebenernya, ruang detensi gak serem-serem amat kok. Pengawasnya pun gak seseram yang gue kira.

Untungnya ketika gue harus berada di ruangan itu, ada beberapa temen gue yang juga dengan terpaksa ikutan masuk. Jadi kesan ruangan detensi itu sepi dan mencekam seperti kuburan, hilang seketika. Malah gue ngerasa, ruang detensi punya dampak positif bagi siswa, yang tidak pernah terpikirkan oleh para guru sekalipun. Gue menyadarinya ketika belajar bareng buat ngerjain post test Bahasa Inggris.

Karena kita berada di ruang detensi, kita tidak akan mendapatkan pelajaran dari guru, seperti yang didapatkan temen-temen kita di kelas. Jadinya, kita harus belajar sendiri. Gue dan temen-temen gue pun berdiskusi bersama. Dan disaat itulah, kekuatan yang tak terduga dari kami muncul secara tiba-tiba. Temen gue yang biasanya selalu males di kelas, gak pernah dengerin guru, tiduran di kelas, secara tiba-tiba bisa diajak berdiskusi bahasa Inggris. Bahkan dia bisa dengan cepat paham, hanya karena belajar dengan suasana santai bersama temen-temennya.

Gue jadi menyadari satu hal. Sepinter apapun gurunya, semenarik apapun pelajarannya, kalo suasana belajar kita gak bagus, pasti susah untuk memahaminya. Di ruang detensi, kami diberi kebebasan untuk belajar sendiri. Dan kebetulan sekali, jumlah kami lebih dari satu, jadinya kami belajar bersama-sama. Di sini kami tidak hanya belajar, tetapi juga saling berbagi pengalaman. Disini juga kami menjadi semakin kompak, saling membantu satu sama lain. Yang bisa bahasa Inggris bantu ngajarin bahasa Inggris. Gue yang cukup jago dalam Sastra Indonesia mengajari mereka tentang unsur Intrinsik drama.

Walaupun sebenarnya, tujuan ruang detensi ini dibuat adalah supaya para pelanggarnya malu. Karena ketika jam istirahat, siswa-siswa lain bisa melihat kita dari luar. Bahkan kepala sekolah gue, sempet masuk sebentar dan menceramahi kami panjang lebar. Beliau mengatakan bahwa harusnya kami malu, karena melanggar peraturan. Apalagi kami sudah kelas 12, seharusnya menjadi contoh yang baik buat adik-adik kelas. Kebetulan banget, hari ini tadi para pelanggar semuanya kelas 12, keren kan.

Gue bukannya mau mengajarkan hal yang tidak baik, dan bukan mau mengajak kalian untuk melanggar peraturan demi masuk ruang detensi. Tapi gue mau mengajarkan kalian, untuk selalu melihat sisi positif, bahkan dari hal yang buruk sekalipun. Jangan takut jika kalian secara gak sengaja melanggar peraturan sekolah, karena mengakui kesalahan merupakan tindakan yang sangat terpuji.

Karena dibalik ruang detensi, ada banyak hal baik yang bisa gue pelajari.




  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...