Gue paling gak setuju
sama orang yang mengaku mengalami cinta pada pandangan pertama. Karena menurut
gue, cinta gak segampang itu. Cinta itu rumit. Lebih rumit dari ngerjain
persamaan linear dua variabel, kalkulus ataupun statistika. Cinta itu butuh
proses, bukan barang instan yang langsung jadi. Kita masak mie instan aja harus
rebus air dulu, apalagi ini masalah cinta.
Mungkin kebanyakan
orang salah mengartikan cinta. Karena menurut gue, tahapan-tahapan lahirnya
sebuah cinta itu ada tiga. Tertarik – Penasaran – Cinta. Kita ambil contoh
dalam kehidupan sehari-hari misalnya. Gue sejak kelas 2 SD, tertarik sama yang
namanya sepak bola. Karena waktu gue pulang sekolah, di deket rumah gue banyak
anak-anak SD lain main sepak bola. Akhirnya gue pun ikutan mereka main sepak
bola.
Lama-kelamaan, gue semakin penasaran sama sepak bola. Gue penasaran, gimana caranya passing yang bener, gimana caranya dribble, gimana caranya shooting, gimana main pake taktik yang benar. Gak Cuma itu, gue jadi penasaran sama dunia persepakbolaan. Gue nonton semua pertandingan yang di siarin di tv, mulai dari ISL(Indonesian Super League), UEFA Champions League, FIFA WORLD CUP, sampe La Liga.
Makin hari gue makin penasaran dan sampe akhirnya sekarang, gue udah jatuh cinta banget sama sepak bola. Rasanya kalo gak main atau nonton sesuatu yang berhubungan sama sepak bola sehari aja, gue bisa gak enak badan. Seakan-akan ada yang kurang dalam hidup gue. Gak peduli besoknya ada USBN sekalipun, gue tetep rela bangun jam 2 pagi demi menonton tim kesayangan berlaga di lapangan.
Nah, seharusnya masalah percintaan antara cowok-cewek juga sama seperti yang gue contohin tadi. Sekarang kita coba buat ilustrasinya. Misalkan lo adalah seorang cowok/cewek jomblo, sedang menghadapi ganasnya malam minggu dengan pergi ke cafe sendirian. Lalu, tiba-tiba aja ada cowok/cewek cakep lewat di depan lo. Saat itulah, tahap tertarik dimulai.
Biasanya rasa tertarik ini berdasarkan fisik, atau apa yang bisa kita lihat. Lo tertarik sama cowok/cewek itu mungkin karena dia ganteng/cantik, mungkin rambutnya bagus, atau mungkin senyumnya manis. Atau mungkin karena kemampuan/bakat seseorang yang kebetulan lo lihat. Misalnya aja cowok/cewek yang lewat barusan di depan lo itu, ternyata anak band yang biasa manggung di cafe-cafe. Dan dia main musiknya jago banget sehingga lo tertarik.
Disinilah letak kesalahan kebanyakan orang. Rasa tertarik yang mulai tumbuh mereka artikan sebagai cinta, atau biasanya cinta pada pandang pertama. Padahal rasa tertarik ini hanya bertahan sebentar saja. Sehingga sering dijumpai pasangan-pasangan yang harus putus karena hal ini. Hal tersebut wajar saja terjadi karena rasa tertarik kepada pasangan sudah hilang. Jadi gue saranin kalian harus sabar dan lebih berhati-hati.
Setelah kalian tertarik, akan timbul dalam benak kalian rasa penasaran yang mendalam. Siapa sih dia sebenarnya? Instagramnya apa ya? Dia sekolah mana sih? Kelas berapa? Dan masih banyak ribuan bahkan jutaan lagi pertanyaan lainnya. Tahap inilah yang gue sebut sebagai tahap penasaran.
Seperti lazimnya orang penasaran, pasti kalian akan mencari tahu informasi yang ingin kalian ketahui, bagaimanapun caranya, asalkan rasa penasaran kalian terpuaskan. Tidak jarang pula ada yang memberanikan diri untuk memulai perkenalan dan berlanjut ke pdkt, tetapi ada juga yang hanya mencari tahu secara diam-diam. Malam-malam sebelum tidur, stalking Instagramnya yang kebetulan gak di private. Intinya pada masa ini, seringkali di dominasi perasaan bahagia.
Tetapi rasa bahagia itulah, yang dapat menjadi bumerang bagi kita sendiri. Hampir sama seperti tahap tertarik, rasa penasaran dapat hilang ketika semua informasi tentang seseorang itu sudah kita ketahui. Malahan dapat menimbulkan rasa bosan, sehingga berujung pada berakhirnya sebuah hubungan. Sudah sering kita jumpai banyak pasangan yang memutuskan hubungan hanya karena merasa bosan satu sama lain.
Jika kalian, bisa bertahan melewati tahap penasaran yang sudah berujung pada rasa bosan, maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa kalian sudah benar-benar cinta pada pasangan kalian. Ini patut dicontoh dan diterapkan oleh semua pasangan yang sedang menjalin hubungan. Karena cinta itu bisa menerima pasangan apa adanya, baik dalam suka maupun duka.
Jadi, itulah tahapan-tahapan cinta menurut gue. Jangan dianggap terlalu serius, karena gue Cuma berpendapat. Gue bisa aja salah, jika ada yang lebih paham masalah ini, gue dengan senang hati akan mendengarkan pendapat kalian.
Walaupun gue udah punya pacar, gue akui gue masih sering tertarik ngeliat cewek-cewek cantik. Dan menurut gue, itu gak salah. Karena gue sebatas ngeliatin aja, gak lebih. Tapi berbeda kalo gue tertarik ngeliat cewek cantik trus gue deketin cewek cantik itu, padahal gue udah punya pacar. Nah kalo itu baru gue salah.
Temen-temen gue pernah bertanya ke gue “Kok lo sering banget komen ke instagramnya Misellia Ikwan? Kan lo udah punya pacar?” Mendengar pertanyaan seperti itu gue kok ngerasa geli ya. Emangnya kalo kita punya pacar gak boleh ngelakuin sesuatu yang kita suka? Sorry aja karena gue bukan tipe orang yang suka mengekang pacarnya buat ngelakuin apa yang dia mau.
Seperti yang gue bahas diatas, tertarik sama seseorang bukan berarti mencintai orang tersebut. Gue tertarik sama Misellia Ikwan karena dia cantik dan suaranya enak di denger. Udah sebatas itu doang. Toh pacar gue suka sama aktor korea yang namanya Lee Jong Suk, gue fine-fine aja. Kata dia sih Jong Suk ganteng dan aktingnya bagus. Karena tertarik sama seseorang didasari oleh faktor fisik atau kemampuan yang bisa dilihat.
Nah buat kalian yang masih jomblo, hati-hati dalam melakukan pdkt. Jangan sampai kalian salah langkah. Buat kalian yang udah punya pacar, jangan mengekang pacar kalian jika dia mengidolakan artis yang cantik/ganteng. Mengidolakan bukan berarti mencintai kok. Karena gue yakin kalianlah yang nomor satu di hati pacar kalian masing-masing.
Jadi, kalian Cuma tertarik, sebatas penasaran, atau cinta beneran?
Komentar
Posting Komentar