Langsung ke konten utama

Menuju Samudra Lepas Tanpa Batas Bersama Pelepasan Sotong Clarita


Menuju Samudra Lepas Tanpa Batas Bersama Pelepasan Sotong Clarita

Fotografer: Jessica K., Theofilus N., Yulius G., Nicholas A. 
Penulis: Patrick J.

Wisuda merupakan impian bagi setiap mahasiswa. Kegiatan seremonial tahunan itu menjadi ajang pembuktian bagi mereka yang telah berjibaku selama kurang lebih empat tahun, demi menyandang gelar sarjana. Tak terkecuali Clarita Ivone Rumimpunu, mahasiswa program studi Sastra Inggris Universitas Kristen (UK) Petra ini juga telah lama menantikan momen ini. Pukul 06.00 WIB, di saat beberapa orang belum bangun dari tidurnya, Clarita sudah siap dengan pakaian toganya yang gagah. Mahasiswa angkatan 2016 itu bersiap untuk melakukan photoshoot. Bekerja sama dengan panitia Pelepasan Sotong Clarita (PSC), Clarita melakukan serangkaian foto wisuda di Kampus Timur UK Petra.

     
Setelah photoshoot selesai, Clarita harus mengikuti seremonial wisuda di Auditorium Kampus Timur UK Petra. Sementara itu, panitia PSC kembali ke markas besar (mabes) Pers Mahasiswa (Persma) yang sejatinya tidak besar-besar amat, untuk mempersiapkan kejutan bagi Ce Cla (panggilan akrab untuk Clarita). Panglima tempur PSC, Clarisa Michelle Eugenia, mengatakan bahwa tujuan dibentuknya panitia ini adalah sebagai bentuk terima kasih dari fungsionaris Persma. “Ya awalnya aku janji bakal memberikan sesuatu untuk Ce Cla di waktu dia wisuda. Lalu saya berpikir, kayaknya kalo cuma ngasih sesuatu gak seru gitu. Yaudah deh, sekalian aja bikin panitia,” ucap mahasiswa yang akrab dipanggil Cile ini.

Mantan Pimpinan Umum (PU) Persma periode 2018-2019 ini telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi fungsionaris Persma, sehingga mereka tampak antusias mengikuti kepanitiaan ini. “Aku mellihat dari temen-temen fungsionaris pada antusias semua,” ucap Cile menjelaskan dibalik terbentuknya kepanitiaan ini. Begitu pula dengan Panglima Dollar PSC, Natania Grace, yang menyatakan bahwa awalnya dia mengira Cile menunjuknya sebagai bendahara Persma. “Tapi akhirnya aku baca ulang chat dari Cile dan aku menerima jadi bendahara PSC,” ucap mahasiswi keuangan yang akrab dipanggil Natgrace ini.

PSC sendiri terbagi menjadi lima divisi. Divisi acara, divisi perlengkapan dan keamanan (perkapman), divisi public relation (PR), divisi publikasi;dekorasi;dokumentasi;dana;bersih-bersih (
PDDDB), dan divisi jurnalistik. Kelima divisi tersebut memiliki tugas masing-masing, begitu pula dengan divisi jurnalistik menulis yang sedang anda baca ini, hehehe.
Sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh panitia PSC bersiap di mabes Persma. Mulai dari surat ucapan, bunga, poster, hingga miniatur mercusuar siap untuk diberikan kepada Ce Cla. 

Rombongan kami berjalan menuju ke Gedung Kampus Timur UK Petra, untuk mengeksekusi kejutan yang sudah dipersiapkan selama kurang lebih satu bulan.




“Happy birthday Ce Cla, happy birthday Ce Cla,” teriak panitia PSC begitu Ce Cla mendatangi kami. Ya, kami memang seaneh itu. Setelah itu, sesi foto dimulai. Panitia PSC bak event organizer yang mengatur pemotretan Ce Cla bersama teman-teman yang dikenalnya.



Setelah ratusan foto dan ucapan selamat diberikan kepada Ce Cla, acara berlanjut ke mabes Persma. Panitia PSC telah menyiapkan serangkaian acara khusus untuk Ce Cla di Mabes. Acara dimulai dengan sambutan dari Cile selaku Panglima Tempur PSC. “Acara ‘Pelepasan Sotong Clarita’ ini bertujuan untuk melepaskan Sotong Clarita menuju ke samudra luas. Karena perkuliahan ini ibaratnya masih di pesisir pantai, sehingga kita bersama-sama melepaskan Sotong Clarita untuk menjalani kehidupan yang lebih berat lagi,” ucap mahasiswi DKV angkatan 2018 ini.  




Selain itu, Cile juga menambahkan bahwa acara ini juga sebagai wadah mengenang ‘aib’ Ce Cla selama menjadi keluarga besar sotong. Sotong sendiri merupakan hewan yang hidup di air, baik air tawar maupaun air asin. Pemilihan nama sotong sendiri terjadi secara singkat ketika Ce Cla dan salah satu anggota keluarga sotong bernama Khrisna sedang menonton cumi-cumi dot com. Lalu diputuskan nama sotong sebagai nama kelompok ini.

Karena keterbatasan waktu, akhirnya kami selaku divisi jurnalistik PSC hanya bisa melalukan wawancara melalui chat. Yuk simak hasil wawancara kami.

Bagaimana perasaan Ce Cla akhirnya secara resmi menjadi sarjana?
“Perasaannya campur aduk. Di satu sisi aku senang sudah menyelesaikan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Di sisi lain, aku masih nervous, masih gak yakin secara mental dan kesiapan buat menghadapi dunia kerja. Walaupun ketakutan itu masih ada, tapi tetap bisa optimis buat menjalani hari depan,” ucap Ce Cla.

Bagaimana pendapat Ce Cla tentang panitia PSC?
“Itu jauh dari ekspektasi yang aku harapkan. Harapanku sebenarnya cuma kalian datang pas aku wisuda, jadi kita bisa foto bareng. Nantinya foto itu bisa jadi memori aku kalo mau inget lagi tentang masa perkuliahan ini. Tapi kalian buat panitianya niat banget, sampe ada struktur organisasi dan rapat, bahkan ada id cardnya. Jujur aku terharu karena kalian sebaik itu sama aku. Kalian wow, panitia ini bener-bener surprise buat aku, thankyou buat panitia PSC,” ucap Ce Cla sembari terharu dengan ini semua.  

Pesan Ce Cla untuk panitia PSC?
“Pesanku untuk kalian, sampai bertemu di acara penutupan panitia PSC,” ujar Ce Cla singkat padat dan jelas.

Pesan Ce Cla untuk Persma kedepannya?
Aku berharap kalian mempertahankan value yang baik. Menjaga Persma berjalan sesuai kehendak Tuhan. Aku juga ingin kalian bisa berproses dan belajar secara hard skill, soft skill, dan juga semakin mengenal Tuhan. Kalian tetap bisa menjadi mahasiswa yang aktif, inovatif dan berdampak dari segala karya yang kalian buat di masing-masing divisi. Berharap juga, kalian mempertahankan lingkungan organisasi yang dinamis dan baik. I wish all the best buat Persma. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari organisasi ini, karena menurutku persma ini merupakan the best playground sekaligus battleground buat aku,” jelas Ce Cla panjang lebar yang sekaligus mengakhiri sesi wawancara ini.



Ya, akhir kata, kami selaku divisi jurnalistik mewakili seluruh panitia PSC yang bertugas, mengucapkan selamat berjuang di laut lepas, Ce Cla!    





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...