Teriakan Hatsune Miku memenuhi kamar tidur yang sempit layaknya kos-kosan dengan budget pas-pasan. Lantunan suara lembut meneriakkan onichann, onichann, membuat Peter terbangun dari tidurnya. “Hmm....iya sayang, aku bangun kok,” ucap Peter dengan suara serak. Setelah alarm dimatikan, dia kembali tertidur. Iya, memang pilihan yang sangat aneh untuk dijadikan sebagai suara alarm.
Tunggu dulu, kalau kalian mengira Peter adalah wibu no-life yang hidupnya mengenaskan,
kalian salah. Walaupun alarmnya Hatsune Miku, tetapi hidupnya tidak
semengenaskan itu. Jika wibu pada umumnya memiliki waifu sebagai pasangannya di
dunia fantasi, Peter memiliki seorang manusia asli.
“Halo...?” tanya Peter kembali dengan suara serak.
“Bangunn,” jawab Sandra dari seberang telpon.
“Kok suara kamu beda ya?” tanya Peter yang bingung karena
suara alarmnya berbeda dari biasanya.
“Ini aku, bangunn, katanya ada kelas,” ucap Sandra lagi.
Sontak Peter bangun dari tidurnya, lalu bergegas membuka
laptop. “Maaf tadi gak sadar, hehe,” ucap Peter sebelum mematikan telpon dari
Sandra. Kondisi pandemi yang mengharuskan segala aktivitas dilakukan dari
rumah, tak terkecuali kuliah. Belajar dari rumah memang menimbulkan banyak
masalah. Salah satunya, sulit bangun pagi karena begadang kerjain tugas tanpa
henti.
Iya, kalian pasti bertanya-tanya. Siapa Sandra? Kalau
kalian mengira dia adalah pacarnya Peter, kalian lagi-lagi salah. Mereka belum
sejauh itu, tetapi mereka sudah menyatakan perasaan satu sama lain. Mereka
adalah pasangan aneh yang memilih untuk jalani aja lebih dulu, sebelum
benar-benar terikat satu sama lain.
“Aku tau pacaran itu gak mudah, jadi sebelum sampai ke
sana, aku bakal tetap ada di sini buat kamu,” ucap Peter saat mengakui
perasaannya pada Sandra lewat video call.
Sebuah kebiasaan baru di saat orang-orang susah untuk bertemu.
“Iya, kamu gaperlu takut. Aku gak kemana-mana kok,” balas
Sandra sambil tersenyum.
Banyak yang bilang bahwa “jalani dulu aja” sangat riskan,
karena sembari berjalan bisa mencari sosok lain yang jauh lebih nyaman. Tapi
itu tidak berlaku untuk mereka. Di tengah kondisi seperti ini, mereka malah
semakin dekat. Banyaknya batasan yang membatasi mereka, malah membuka batasan-batasan
lain yang selama ini membatasi.
“Aku tidur dulu ya, titip bangunin jam 8 pagi,” ucap
Sandra di suatu malam.
“Bukannya kelasmu jam 9.30 ya, gak kepagian nih?” tanya Peter.
“Iya gapapa, mau sekalian selesaiin tugas produk
interiorku,” jawab Sandra sebelum mereka berpamitan di video call.
Peter dan Sandra berkuliah di kampus yang sama, namun jurusan
yang berbeda. Peter mengambil jurusan Ilmu Komunikasi karena ingin menjadi
jurnalis. Sedangkan Sandra mengambil jurusan Desain Interior karena kecelakaan.
Iya, dia bingung mau kuliah apa. Sandra hanya tahu bahwa dia menyukai hal-hal
berbau desain. Akhirnya jurusan Desain Interior dipilih setelah orang tuanya
juga mendukung pilihan tersebut.
Satu hal yang unik dari mereka adalah, saling
membangunkan satu sama lain. Jadwal hidup yang berbeda membuat mereka memiliki
waktu kosong di jam yang berbeda pula. Pernah dalam satu hari, mereka beruntun
saling membangunkan. Ketika Sandra sedang kelas online, Peter nyenyak tertidur. Lalu ketika Sandra telah berhasil
membangunkan Peter untuk kelas, giliran dia untuk tidur karena jeda kelasnya
masih terpaut dua jam. Begitu Peter selesai kelas online, dia kembali membangunkan Sandra untuk mengikuti kelas, lalu
tidur lagi. Memang, mereka sungguh pasangan yang aneh.
Walaupun aneh, tapi mereka benar-benar menyayangi satu
sama lain. Mereka saling menjaga komitmen walaupun sejatinya belum resmi lebih
dari temen. “Titip bangunin sejam lagi bisa gak?” tanya Sandra lewat chat.
“Bisa, emang mau ngapain?” balas Peter.
“Biasa urusan Pers Mahasiswa,” balas Sandra lagi, sebelum
dia tidur kembali.
Banyak yang tidak tahu, bahwa Sandra ini tukang tidur.
Saat sebelum pandemi, Sandra selalu tertidur di kelas. Seakan-akan suara dosen
menjelaskan adalah nina bobo paling efektif baginya. Sandra yang tergabung
dalam organisasi Pers Mahasiswa pun juga sering tidur di markas besar
organisasi tersebut. “Lama-lama kamu ini mirip putri tidur ya,” ucap Peter
seraya meledek Sandra.
Apalagi ketika semuanya dilakukan dari rumah, yang
notabene suasananya bikin tidur makin betah. Ketiduran dan telat bangun adalah
dua hal yang menjadi masalah banyak mahasiswa masa kini.
Peter bergegas mengambil hapenya di tengah-tengah kelas online sedang berlangsung. Iya, dia
berniat untuk membangunkan Sandra. Satu kali telpon, tidak diangkat. Dua kali
telpon, masih tidak diangkat. Tiga kali telpon, belum juga diangkat. Peter
berpikir keras. Akhirnya dia mencoba untuk spam
chat dan stiker. Masih tidak berhasil.
Peter beralih ke dial
pad, mencari kontak Sandra. Mencoba untuk menghubungi melalui nomor,
barangkali bisa berhasil. Satu kali, tidak diangkat. Dua kali, masih tidak
diangkat. Tiga kali...
“Belum diangkat pak,” ucap Peter.
“Apa yang belum diangkat?” tanya Dosen di kelas online tersebut yang bingung kenapa Peter
berkata seperti itu.
“Oh yaampun maaf, maksud saya hadir pak,” jawab Peter
sambil menepuk jidat karena tidak sadar bahwa dosennya sedang mengisi presensi
kelas.
Kelaspun selesai, namun Sandra masih belum terbangun. Peter
tidak pernah marah ataupun kesal, ketika Sandra meminta tolong dibangunkan tapi
malah tidak bangun. Mungkin karena alasan itulah, Sandra sangat menyayangi Peter.
“Aku coba telpon lagi deh,” ucap Peter sambil meminum kopi hitamnya.
“Yaampunnn maaf baru bangunn,” terdengar suara Sandra
yang tampak panik.
“Iya gapapa, cepetan dikerjain tugas-tugasnya,” balas Peter
sambil tersenyum.
Merasa tidak enak karena telah merepotkan Peter, akhirnya
Sandra mengajak Peter nonton bareng. “Nanti malam kosong gak? Nonton bareng
lewat Google Meet yuk,” ucap Sandra
melalui chat.
“Iya boleh, malam ini kosong kok,” balas Peter.
“Kamu mau nonton film apa?” tanya Sandra lagi.
“Lanjutin drakor kesukaan kamu aja, yang okay-okay itu,” balas Peter.
“It's okay not to
be okay,” ucap Sandra membenarkan judul drama Korea kesukaannya yang sedang
naik daun.
Pukul sebelas malam, Peter dan Sandra kembali bertemu, di
ruang virtual. “Yaay makasi udah mau nemenin nonton, aku janji gak bakal
ketiduran kali ini,” ucap Sandra sebelum memulai nonton bareng.
“Iya-iya, yaudah yuk diplay drakornya,” balas Peter lagi-lagi sambil tersenyum.
Lima belas menit berlalu, Peter merasakan ada yang aneh.
Iya, Sandra yang biasanya cerewet kali ini tidak bersuara. Ternyata, dia kembali
ketiduran dengan posisi masih on cam.
Peter menggelengkan kepala sambil tersenyum,
“Dasar putri tidurku yang uwuu,” ucap Peter.
Komentar
Posting Komentar