Langsung ke konten utama

Awal 2021 yang Masih Kelabu

Akhir Januari tinggal menghitung hari. Awal tahun yang dinanti, harapan baru yang bersemi, seakan pudar tergilas tragedi. Pandemi yang tak kunjung berhenti, hingga bencana alam yang menimpa negeri ini.

Gue gak tau lagi harus berkata apa. Semoga selanjutnya bumi tidak lagi banyak bercanda, dan kita semua tetap baik-baik saja.

Tidak banyak perubahan yang terjadi dalam hidup gue di bulan ini. Malah gue merasa termakan omongan sendiri. Awalnya berniat lebih rutin menulis di sini, tapi membangkitkan semangat untuk menulis seperti di tahun 2015 ternyata sulitnya setengah mati. Karena tujuan gue menulis udah semakin gak jelas, akhirnya gue memutuskan setidaknya ada satu tulisan setiap bulan. Syukur-syukur kalo bisa lebih, hehe.

Isinya bisa dibilang seperti rekap apa aja yang terjadi selama sebulan. Termasuk juga perasaan, uneg-uneg, atau pengen nulis aja demi menjaga kewarasan. Karena gue gak punya tempat lagi untuk berbagi cerita, sepertinya di sini cukup menyenangkan.

Sejak gue bekerja jadi staff majalah dua mingguan di kampus, gue jadi mendapatkan banyak panggilan baru. Ada yang normal memanggil gue dengan sebutan “Kak”, ada yang parah dengan memanggil gue dengan sebutan “Mas”. Yang paling ngeselin, gue dipanggil “Bapak”.

Buat yang belum paham, jadi tugas gue adalah menulis rubrik prestasi. Isinya menceritakan tentang mahasiswa-mahasiswa yang menang lomba. Nah, untuk janjian wawancara secara daring biasanya gue mengontak mereka melalui WA.

“Besok siang saya bisa Pak,” adalah balasan dari salah satu mahasiswa yang membuat gue geleng-geleng kepala. Padahal profil WA gue udah kelihatan jelas bahwa gue gak setua itu. Tapi kenapa masih aja dipanggil bapak...

Gue jadi merasa bersalah ketika akhirnya wawancara dengan mereka, karena saat memperkenalkan diri mereka langsung tertawa ngakak, baru abis itu minta maaf. Hidup gue emang ga pernah lepas dari komedi.

Trus gak nyangka juga bentar lagi udah memasuki kuliah semester enam. Dan semua harus dijalani dari rumah. Gue sih masih berharap bisa balik lagi ke kampus, karena semester enam adalah saat terakhir menjalani perkuliahan normal. Normal dalam artian lo cuma ikut kelas-kelas, ngerjain tugas dan ujian. Semester tujuh gue harus magang dan semester delapan skripsi. Jelas suasana belajarnya akan jadi berbeda.

Gue juga lagi-lagi termakan kata-kata sendiri. Dulu sempat bilang bahwa gue gak akan ambil kepanitiaan atau organisasi lagi, eh sekarang nambah satu. Tapi motivasinya bukan poin ataupun relasi sih, lebih kepada seru aja karena ini divisi yang gak pernah gue jalani sebelumnya. Doain aja semoga lancar sampe akhir.

Lalu gue juga masih bimbang apakah melanjutkan pelayanan menjadi kakak bimbing di ospek kampus. Karena tawaran kembali datang, tapi gue masih gak yakin. Jujur, karena kelamaan di rumah aja, gue sekarang sangat mendambakan acara yang bisa nginep. Andai kata ospek kampus dilaksanakan seperti biasanya, gue bakal dengan senang hati ikut karena pasti ada campnya (intinya semua yang terlibat pergi ke luar kota, bonding bareng, nginep bareng, seru-seruan lah pokoknya).

Tapi melihat perkembangan pandemi di negeri ini, sepertinya ospek bakal berjalan secara daring. Dan jujur, itu agak boring. Emang ada beberapa hal seru yang gak bisa di dapatkan kalo dilaksanakan offline, tapi tetap aja gue merindukan sesuatu yang berjalan seperti seharusnya.

Bulan Januari juga merupakan ulang tahun dari Blog ini, gak nyangka udah enam tahun sejak pertama kali nulis. Gak berharap apa-apa dari blog ini, mungkin bakal gue jadiin diary online aja. Semoga yang baca bisa mendapatkan sesuatu, kalo nggak ya mohon maaf. Selamat ulang tahun, untuk bocah SMP sering galau yang akhirnya nulis blog enam tahun yang lalu. Tanpa itu, gue ga bakal bisa seperti sekarang.

Sebagai awal tahun yang digadang-gadang akan membawa harapan dan semangat baru, tapi kenapa kenyataannya masih kelabu?   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...