Langsung ke konten utama

Pisah


Entah kenapa tahun 2016 ini menjadi tahun perpisahan buat gue. Banyak banget yang harus gue tinggalkan di tahun ini. Mulai dari meninggalkan gebetan yang lama, antar jemput yang lama, hp yang lama, sahabat yang lama, sampe yang barusan, supir antar jemput yang tiba-tiba memutuskan untuk berhenti.

Sebenernya gue sih gak masalah dengan itu semua, karena gue pikir, semua perpisahan itu bakal membawa cerita dan pengalaman baru di hidup gue. Tapi ada satu hal yang paling susah buat gue lakukan. Melupakan kebiasaan yang lama untuk berada pada kebiasaan yang baru.

Hp gue sempet rusak bulan Mei lalu, dan gue masih bersikeras gak mau ganti hp, karena di hp itu terdapat banyak kenangan indah. Gue beranggapan kalo gue ganti hp, berarti semua kenangan yang ada di hp yang lama bakal hilang. Ya gue memang susah move on, dan karena alasan itulah, gue mencoba untuk mencari hp baru. Ya siapa tau aja bakal ada pengalaman baru dan gebetan baru.

Lalu gue secara tiba-tiba terpaksa pindah antar jemput. Mungkin keuntungannya gue bakal ketemu sama temen-temen baru, tapi kerugiannya, gue bakal bener-bener berpisah sama mantan gebetan gue. Mantan gebetan yang bikin gue jadi penulis blog sampe saat ini. Reaksi gue waktu tau kalo gue harus pindah anter jemput? Gue nangis.

Dan yang paling menyebalkan diantara semua kejadian yang menyebalkan. Ada yang inget gue pernah bikin pentalogi tentang Ani? Ya, gue dengan begonya bisa naksir sama sahabat gue sendiri, dan sekarang kalo gue ketemu sama Ani udah kayak orang yang gak pernah kenal sama sekali. Bahkan kalo Ani lagi ngobrol sama temen tongkrongan gue, gue hanya bisa diam mematung, seakan-akan dia nggak ada. Dan kalo gue papasan sama Sela (sahabatnya Ani) yang lagi jalan bareng Ani, gue Cuma bisa menyapa Sela, lalu menjauh pergi. Ngenes banget ya.

Dan yang paling terakhir, dan yang gak pernah gue bayangkan sebelumnya. Supir antar jemput gue yang bernama Umar, secara mengejutkan memutuskan untuk berhenti. Gue dan temen-temen gue shock waktu mendengar informasi ini. Pak Umar ini orangnya baik, ramah, dan gaul pula. Bahkan dia juga ikutan main Pokemon Go loh, gue aja gak maen game populer itu. Di hari terakhir dia bekerja, gue merasa beruntung. Karena gue adalah orang terakhir yang dia antarkan pulang di hari terakhir dia bekerja. Mengharukan.

Sebelumnya, gue memang susah move on. Gue paling susah untuk melupakan. Gue paling susah untuk beradaptasi dengan hal baru. Tapi setelah serangkaian kejadian itu terjadi, gue jadi sadar. Bahwa perpisahan itu ada, dan mau gak mau, suka atau gak suka, gue harus menghadapinya. 

Perpisahan sebenernya bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan hanyalah pertanda berakhirnya kamu bertemu seseorang, sekaligus pertanda bahwa akan datang orang yang baru di hidup kita. 

Sekarang pertanyaannya tinggal satu, gimana kalo kita belum siap untuk berpisah?  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...