Langsung ke konten utama

Sesal


Dulu, sewaktu gue masih SMP, menonton film-film yang berlatar belakang SMA adalah hal yang paling menyenangkan. Apalagi ditambah dengan angan-angan ingin segera lulus dan memasuki dunia SMA. Karena seperti yang bisa dilihat, suasana SMA yang digambarkan di dalam film-film tersebut sangatlah indah. Bertemu teman baru, bikin geng/squad, suka dengan lawan jenis, pacaran, ngerjain guru, dan masih banyak lagi. Setidaknya itulah yang ada di pikiran gue ketika mendengar kata “SMA”.

Begitu gue masuk ke SMA, apa yang selama ini gue impikan sirna seketika. Gambaran tentang SMA yang begitu indah di dalam film, kenyataannya sangatlah jauh dari kata “indah” di dunia nyata. Emang sih, realita gak selamanya sesuai dengan ekspetasi. Tapi, dulu kan gue masih bego sebego-begonya. Gue bisa dengan mudah percaya dengan apa yang ditayangkan di tv. Terlebih lagi film. Film-film yang gue tonton sangat mempengaruhi kepribadian gue yang sekarang.

Ketika gue menonton film “Marmut Merah Jambu”, gue jadi percaya bahwa masa SMA adalah masa berburu pacar. Jadi kalo gue nembak cewek dan ditolak, gue harus ngapain? Bener, nyari gebetan baru lagi. Itulah kenapa jumlah mantan gebetan gue banyaaakkk bangett. Dan begonya gue baru menyadari itu sekarang.

Ketika gue menonton film “Tarix Jabrix”, gue jadi percaya bahwa masa SMA adalah saatnya membentuk geng dan mencari popularitas. Alhasil, gue sempet bikin geng-gengan gak jelas yang melakukan banyak kegiatan tidak berfaedah. Contohnya waktu itu pernah geng gue lagi hangout di salah satu restoran cepat saji. Setelah makanan dan minuman yang kami pesan habis, salah seorang temen mengumpulkan semua sisa minuman ke satu gelas. Lalu dia mencampurkan segala yang ada di meja, mulai dari sisa makanan, saos sambal dan tomat, dan masih banyak lagi. Lalu kami semua, meminum minuman biadab tersebut satu persatu. Enak sih, rasanya seperti nge-fly gitu. Pulang-pulang kami mencret.

Sebagai anak SMA, tidur larut malam karena ngerjain tugas itu udah biasa. Sehari ulangan dua sampe tiga mata pelajaran juga udah biasa. Bahkan sampe pernah saling bekerja sama dalam ulangan. Yang pinter matematika belajar matematika. Yang pinter fisika belajar fisika. Yang pinter bahasa belajar bahasa. Yang jadi biang kerok kelas mengalihkan perhatian guru dengan pura-pura bertanya tentang soal ulangan, sisanya menjadi distributor jawaban ke seluruh kelas. Dan ketika hasil ulangan dibagikan, sekelas lulus semua, itu rasanya... BAHAGIA BANGET GILA. (Buat guru-guru yang membaca ini, tolong jangan laporkan kami yah :)).

Ternyata apa yang orang-orang bilang, Masa SMA adalah masa yang paling indah, ternyata itu beneran terjadi. Namun gue dengan begonya, melewatkan masa-masa yang indah itu dengan sia-sia. Sejak SMP, yang ada di otak gue Cuma cari pacar. Jadi kalo ditolak, gue bakal cari yang baru lagi. Tak peduli berapa kali gue gagal, gue bakal tetep lanjut untuk mencari. Sampe akhirnya saat ini, disaat gue udah naik ke kelas XII. Waktu gue di SMA tinggal setahun lagi, atau malah gak sampe setahun. Dan gue gak dapet apapun yang berkesan?

Penyesalan selalu datang terlambat, tapi kenapa baru sekarang gue sadar? Kenapa baru sekarang gue sadar bahwa apa yang gue lakukan selama ini sia-sia? Disaat temen-temen gue yang lain bahagia menikmati masa-masa SMA mereka masing-masing, gue malah bingung sendiri dengan apa yang udah gue lakukan. Kenapa gak dari awal gue masuk SMA aja gue sadar kalo yang gue lakukan selama ini itu salah.

Gue menyesal udah menyia-nyiakan waktu yang berlalu begitu cepat. Gue bersumpah, sisa masa SMA gue yang tinggal sedikit ini bakal gue manfaatkan dengan baik. Gak ada lagi namanya galau-galauan gara-gara suka sama cewek. Gue akan berhenti mencari pacar untuk sementara, tapi kalo gebetan mungkin akan tetap ada. Tapi Cuma sebatas temen aja, biar gue gak “jatuh” lagi untuk kesekian kalinya.

Gue juga belajar, bahwa untuk meluluhkan hati seorang cewek, lo gak harus repot-repot show off di depan mereka. Mungkin cewek-cewek bakal lebih cepet “nempel” sama cowok tajir, cowok populer, tapi kalo mereka gak nyaman juga bakal ditinggal tuh cowok. Intinya nyaman. Gimana caranya membuat cewek bisa nyaman? Cukup sesimpel bagaimana lo memperlakukan cewek itu dengan baik.

Gue punya seorang sahabat cowok, dia orangnya santai banget. Dia juga ramah seramah-ramahnya. Dia selalu “Selow aee” dalam menghadapi setiap masalah. Gara-gara itu, banyak cewek yang tertarik sama dia, mulai dari adek kelas, seangkatan, sampe kakak kelas. Temen gue ini gak pernah sekalipun sibuk memikirkan, gue harus apa supaya cewek-cewek tertarik. Tapi yang dia pikirkan Cuma gimana caranya bisa ramah ke semua orang. Hanya dengan hal sesimpel itu, cewek-cewek mudah tertarik.


Andai gue tau hal ini dari awal, mungkin gue gak bakalan jadi penulis kayak gini. Mungkin gue akan bahagia menikmati hidup dengan santai. Toh Tuhan ngasih kita hidup bukan untuk dibuat ribet. Sebelum semuanya terlambat, dan dipenuhi rasa sesal yang teramat sangat, gue memutuskan untuk berubah, menjadi cowok yang lebih baik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...