Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

Gue Bisa Apa?

Kebiasaan yang selalu gue lakukan ketika awal tahun ajaran baru adalah, minta tolong kepada teman gue yang bergabung dalam pengurus OSIS, supaya mengenalkan gue kepada siswi-siswi baru yang cantik. Setidaknya itulah yang gue lakukan sejak gue masih SMP sampai tahun lalu. Tapi lama-lama, gue menyadari sesuatu. Kenapa gue harus selalu minta tolong ke pengurus OSIS? Kenapa pengurus OSIS bisa kenal duluan? Jawabannya ternyata sangat sederhana. Mereka (Pengurus OSIS) Cuma mencuri start . Jika siswa biasa masuk sekolah tanggal 17, pengurus OSIS masuk sekolah dan bertemu dengan adik-adik kelas sebelum tanggal 17. Apalagi mereka juga berinteraksi selama kurang lebih empat hari. Jelas saja hal ini menjadi sebuah keuntungan buat mereka. Lalu gue berkata begini dalam hati, “ Daripada gue minta tolong terus sama pengurus OSIS, kenapa gak gue aja yang jadi pengurus OSIS? ” Oleh karena itulah, ketika tahun lalu, guru pembina OSIS membuka pendaftaran, gue langsung menawarkan diri. Tujuanny...

Surat Kecil Untuk Pendidikan

Sebentar lagi liburan selesai, dan semua pelajar akan masuk sekolah kembali. Bicara soal sekolah berarti bicara masalah pendidikan. Nah, sebenernya ada banyak hal-hal menyebalkan yang membuat gue gak suka dengan pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah, syarat untuk masuk ke sebuah sekolah selalu tergantung dari nilai akademik . Artinya, semakin tinggi nilai akademik seorang pelajar, akan semakin mudah dan murah pelajar tersebut untuk masuk ke sebuah sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Kita ambil contoh, Rudi adalah seorang siswa SMP. Dia sudah kelas 9 dan telah menuntaskan Ujian Nasional. Lalu, ketika Rudi ingin mendaftar di sebuah SMA, dia harus membawa rapot SMP nya, dan nilai-nilai mulai dari kelas 7 semester 1 sampai kelas 9 semester 1 diserahkan kepada pihak sekolah. Jika, nilai akademik Rudi ini tinggi (anggap saja rata-rata 9), maka peluang dia untuk masuk ke sekolah tersebut sangat besar dan semakin murah uang pangkalnya. Dan jika, hal yang sebaliknya terjadi pa...