Di sebuah sore yang
cerah, gue baru saja menyeduh kopi hitam sambil duduk menonton televisi. Gak jauh
dari tempat gue duduk, ada adek gue yang lagi nonton tv. Waktu itu dia menyetel
channel Net Tv, sedang menyaksikan tayangan Britain’s
Got Talent. Ketika sedang iklan, ternyata ada promo sebuah program baru
dari Net Tv. Nama program tersebut adalah The
Newsroom. Sebuah program yang menampilkan perjuangan seorang reporter untuk
mencari berita, menulis berita, dan membagikannya melalui live report.
Entah kenapa setelah
melihat promo tersebut, gue menjadi tertarik. Gue lalu mencarinya di google, dan menemukan poster ini
Memang, yang ada di
poster itu deretan reporter cantik, tetapi bukan itu yang membuat gue tertarik.
Gue menjadi semakin termotivasi untuk terjun ke dunia jurnalistik. Jauh sebelum
itu, gue memang bercita-cita untuk masuk ke dunia pertelevisian, karena gue
suka menulis. Dan banyak orang juga yang
memberi saran untuk terjun kesana.
Lalu, hal apa yang
membuat gue tertarik?
Yang pertama, seorang reporter bisa
mendatangi tempat-tempat yang tidak semua orang bisa masuk kesana. Contohnya,
kejadian teror bom di Surabaya beberapa waktu lalu. Waktu itu tempat kejadian
perkara (TKP) dibuat steril dan tidak sembarangan orang bisa masuk. Tetapi
jika kalian adalah seorang repoter (beserta crew
dari media lainnya), maka kalian diijinkan untuk masuk dan bisa live report disana. Kalian bisa klik link video ini jika penasaran, bagaimana caranya reporter bisa masuk ke TKP
Dan sebuah kebetulan
juga, rumah pelaku pemboman tersebut gak jauh lokasinya dari rumah gue. Waktu
itu kondisi jalan padat banget, semua orang pengen liat, tetapi dilarang masuk
oleh polisi. Lalu, ada sebuah rombongan media, dan mereka dibolehkan masuk
setelah pemeriksaan yang ketat.
Saat itu gue berpikir
bahwa menjadi reporter sangatlah seru dan menantang. Karena reporter bisa
melihat langsung tempat kejadian dari dekat, bisa tau fakta dari kejadian
karena menerima informasi secara langsung dari yang bersangkutan. Walaupun berbahaya
sih, tapi seruuu banget menurut gue.
Yang kedua, karena semakin maraknya berita hoax, gue terkadang suka tertipu dengan
berita yang gue baca. Entah apa tujuan penulis berita hoax itu, yang jelas gue ga suka dibohongi kayak gitu. Nah, kalo
gue jadi reporter, gue bisa lihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana kondisi
tempat kejadian, gue juga bisa dapet informasi yang sebenar-benarnya karena
berasal dari narasumber yang tepat. Dengan begitu, gue gak bakal keitpu lagi
dengan berita-berita hoax yang
beredar.
Dua alasan itulah
yang menjawab pertanyaan, “Kenapa mau
jadi reporter?” Dan gue berharap suatu saat nanti cita-cita gue terwujud,
dan diterima di stasiun televisi yang gue inginkan. Jika kalian setelah membaca
ini juga ingin jadi reporter, gue menerima dengan senang hati, dan kalo bisa
ayo kita berjuang bersama-sama demi mencari kebenaran dari sebuah peristiwa
yang telah terjadi.
---
Komentar
Posting Komentar