Langsung ke konten utama

Derita Guru Fisika

Dimana-mana guru Fisika itu identik dengan galak,kasar, killer, serem, pokoknya yang gak banget semua ada di guru Fisika. Sama kayak guru Fisika gue di SMA, namanya Pak Bani (jangan dikasih huruf ‘C’ setelah huruf ‘N’, ntar jadi mangkal di perempatan lampu merah tiap malem minggu).Tapi lebih sering dipanggil Pak‘Jantan’, Pak Zeus, dan masih banyak lagi.

Guru Fisika selalu digambarkan memiliki tingkat kedisiplinan tinggi. Gue masih inget, pas SMP, nyaris ketahuan gak kerja pr Fisika. Untungnya gue sempet ngerjakan asal-asalan, dan sebelum dikumpulin, gue benerin sedikit. Walaupun dapet nilai yang (tidak) memuaskan, seenggaknya aman dari ancaman guru killer.

Kamu, yang jalan dibelakang saya, minta surat ijin masuk kelas ke guru kesiswaan’ ucap Pak Bani

Lho pak, saya kan gak telat masuk kelas pak’ jawab temen gue

Kamu nggak ingat class rules saya? Disitu tertulis jika saya masuk ke kelas duluan dari kamu, maka kamu harus minta surat ijin masuk ke guru kesiswaan. Cepat minta sana’ucap Pak Bani

Busett, padahal temen gue hanya berjarak satu detik dibelakang pak Bani. Satu detik! Itu udah dianggep telat. Ternyata emang bener ya, karakteristik guru Fisika dimanapun dia berada tetep sama. Tapi gue melihat sisi baiknya kenapa Pak Bani melakukan hal ini. Dia Cuma mau murid-muridnya menjadi disiplin dan menjadi orang sukses dikemudian hari. #pesanmoral

 Hal ini mengingatkan gue akan pelajaran Fisika tentang Satuan Internasional. Dimana-mana yang namanya Satuan Internasional selalu sama. Sama kayak guru Fisika, dimana-mana sama galaknya, sama killernya, sama disiplinnya, dan sama-sama tidak sukai anak-anak.

Dan gue berasumsi bahwa faktor gue jomblo adalah karena faktor Satuan Internasional, dimana-mana sama. Apanya yang sama? Sama-sama ditolak, sama-sama diacuhkan, dan sama-sama dianggep temen doang. Ironis sekali.

Bro, kita kerjain Pak Bani yuk’ ajak temen gue

Hah? Kerjain kayak gimana?’ tanya gue

Biasanya kalo dia masuk ke kelas duluan, kita suruh minta surat. Nah sekarang, kita semua harus masuk ke kelas sebelum bel selesai istirahat berbunyi, TRUS KITA SURUH PAK BANI MINTA SURATT!!’ ucap temen gue dengan menggebu-gebu

Percuma lo menggebu-gebu kayak gitu, emang lo berani ngomongnya entar?’ tanya gue

LIAT AJA NANTI!

Ketika jam istirahat hampir habis, anak-anak kelas X2 kalang kabut. Mereka semua bergegas masuk ke kelas agar tidak terkena kutukan guru Fisika. Gue sendiri dengan terpaksa membuang sisa jus alpukat yang baru gue beli di Kantin, padahal belom habis. Lebih baik mengorbankan lima ribu rupiah daripada harus meminta surat ijin masuk kelas.

Tak lama kemudian, bel berbunyi. Seluruh murid X2 sudah menyiapkan buku Fisika diatas meja. Kali ini, kita lebih cepat dari yang Pak Bani kira. Gue sendiri, daritadi menunggu aksi temen gue yang bakal menyuruh pak Bani minta surat ijin masuk kelas.

Dua menit kemudian, Pak Bani masuk ke kelas. Suasana kelas mendadak hening. Pak Bani berjalan menuju meja guru didepan kelas, lalu menaruh barang bawaannya diatas meja. Gue ngeliat ke arah temen gue, berharap aksinya segera dipertunjukkan.

Ternyata eh ternyata, dia Cuma bisa diam. Ternyata, semangatnya yang menggebu-gebu itu hanyalah omong kosong belaka. Kadang, kalo kita terlalu bersemangat, yang ada malah kehilangan nyali saat ingin melakukan sesuatu.

Gue pun kembali tersadar dengan apa yang udah gue lakukan. Selama ini gue selalu menggebu-gebu stalking cewe, kenalan, chatting, pdkt. Tapi ujung-ujungnya ditolak lagi, bertepuk sebelah tangan lagi, diacuhkan lagi, dianggep temen doang lagi.  Gitu terus ampe kiamat. Terus, kapan gue jadiannya??? *nangis darah ngais sampah*

Anak-anak, sekarang kita akan belajar tentang penyakit atau cacat mata. Mata orang yang rabun jauh, akan kembali normal jika diberi lensa cekung’ jelas Pak Bani

Lagi-lagi pelajaran Fisika kali ini mirip dengan apa yang gue alami. Gue itu ibarat orang yang rabun jauh, yang gak bisa ngeliat apa itu cinta. Gak bisa ngeliat gimana cara pdkt yang baik, gimana cara mendapatkan pacar dengan baik.

Sama seperti orang yang rabun jauh yang butuh lensa cekung buat kembali normal, gue juga butuh itu. Bedanya, gue butuh sesuatu yang bisa membuka mata gue lebar-lebar, bahwa yang gue lakukan dalam pdkt-pdkt sebelumnya itu salah, dan harus diarahkan ke jalur yang normal kembali.

Eniwei, akhir-akhir ini gue populer sebagai penulis blog di SMA. Gue sendiri juga heran, dulu waktu gue SMP gak ada satupun yang peduli sama gue dan blog gue. Atau mungkin, selera humor temen-temen gue di SMP pada rendah kali ya, jadi gak ngerti jokes-jokes di blog gue.

Trus dikalangan guru-guru, gue mulai terkenal sebagai stand up comedian. Sewaktu character camp, gue sempet open mic sebentar dan hasilnya banyak yang ketawa. Tapi dulu waktu gue masih kelas 8 SMP, gue open mic dan gak ada yang ketawa satupun. Entah karena kotak ketawa para penonton hilang atau materi gue yang garing.

Coba lo bayangin gimana perasaan lo ketika lagi ngelawak didepan, trus gak ada yang ketawa? Sakit,nyesek,ngenes banget men. Lebih baik gue jomblo seumur hidup daripada stand up tapi gak ada yang ketawa. Tapi setelah gue pikir-pikir, ya GUE GAK MAU LAH JADI JOMBLO SEUMUR HIDUP. Menjomblo selama lima belas tahun aja sengsara, apalagi seumur hidup, bisa-bisa gue anemia.

Tapi gue bersyukur dan berterimakasih banget sama temen-temen dan guru-guru di SMA, karena mereka respect banget. Gue nulis blog, mereka baca. Gue stand up mereka ketawa. Terima kasih, kalian luar biasa.

Kembali ke topik Fisika, kalo kalian perhatikan, para Ilmuwan Fisika selalu menyendiri dan dianggep aneh. Sama kayak gue yang emang kebiasaan menyendiri dan dianggap (sangat) aneh. Kita ambil contoh, Albert Einstein. Penemu teori relativitas ini dianggap lambat belajar, aneh, dan kurang bisa bergaul.

Lalu ada Issac Newton, yang menjomblo demi penelitian-penelitiannya dibidang Fisika. Gue pernah baca buku tentang Newton, dan disitu dikisahkan bahwa Newton suka ngelamun dan menyendiri. Sama kayak gue. Cuma bedanya, Newton ngelamun tentang penelitian Fisika, kalo gue ngelamun Fisik seseorang (lho? :v)

Gue jadi inget sama perkataan guru Fisika gue waktu SMP, bahwa Fisika itu dekat dengan kehidupan kita. Ketika galau, kita bisa mengukur berapa waktu yang kita butuhkan buat move on jika diketahui jarak dengan mantan beserta kecepatan move on nya.

Ketika pdkt, kita bisa menghitung berapa energi kinetik dan potensial ketika menghadapi kencan pertama. Kita juga bisa mengukur berapa tegangan dan arus cinta bolak-balik antar pasangan, ataupun mengukur tekanan hidrostatis saat berenang bareng gebetan.

Bener kan, ternyata hidup kita itu Fisika banget.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...