Hal yang paling nyebelin ketika tahun ajaran baru adalah,
sesi memperkenalkan diri di kelas. Apalagi kalo itu lo alami ketika baru
menginjak jenjang SMA. Hampir setiap pergantian jam pelajaran, beranekaragam
guru masuk dan keluar. Itu artinya, setiap gurunya ganti, kita harus
memperkenalkan diri.
Nama saya Stanley Aurelio, biasa dipanggil Stanley. Saya lahir
di Malang pada tanggal 1 Januari 2001. Sekarang saya tinggal di Jalan Abal-Abal
nomor 69 Surabaya. Hobi saya main games.
Nama saya Christina Chintya, biasa dipanggil Chintya. Saya
lahir di Surabaya pada tanggal 2 Januari 2000. Saya tinggal di Jalan Beneran
nomor 1 Surabaya. Hobi saya main gitar.
Di kelas gue terdapat 25 anak, dan cara mereka
memperkenalkan diri selalu sama. Datar, pengen cepet selesai dan monoton, kayak
contoh dua orang diatas. Lalu gue berpikir bahwa ini adalah kesempatan gue buat
mencari perhatian. Ini adalah kesempatan gue buat jadi populer disekolah.
Gue pun mengubah data-data yang diperlukan untuk sesi
perkenalan yang awalnya monoton, menjadi ada unsur komedinya sedikit. Berbekal
pengetahuan tentang stand up comedy
yang gue punya, maka gak butuh waktu lama buat mengubah data diri untuk
perkenalan menjadi sebuah materi stand up
comedy yang lengkap dengan sedikit punchline.
‘Gabriel Patrick!’
Tiba-tiba nama gue dipanggil. ‘Yeah, ini saatnya gue
tunjukkan jati diri gue yang sebenarnya’ (yaelah, inikan Cuma perkenalan -.-)
‘Perkenalkan nama saya
Gabriel Patrick. saya biasa dipanggil Patrick, Firaun (entar gue jelasin kenapa
gue dipanggil Firaun), jomblo, kontet, dekil,
kutu buku, aneh dan lain-lain’
Sontak seisi kelas tertawa. Yes, punchline pertama berhasil, sekarang fokus ke beat yang berikutnya.
‘Saya lahir di ruang
bersalin sebuah rumah sakit di Surabaya, pada hari Senin tanggal 13 September
1999. Tepat pukul 10 pagi, suara tangisan pertama dari saya menggema ke seluruh
penjuru rumah sakit ruangan. Menurut kesaksian dokter yang bertugas saat
itu, suara tangisan saya sangat tidak mengenakkan. Oleh karena itu, suara saya
seperti ini sampai sekarang’
Seluruh penghuni kelas tertawa kembali. Kali ini lebih
ngakak dari yang pertama. Bagus, sekarang saatnya menuju ke boom punchline.
‘Saya tinggal di rumah
mewah alias mepet sawah, di Jalan Tikung Menikung nomor 7 Surabaya. Hobi saya
adalah stalking. Ya, jomblo-jomblo emang suka stalking karena beban psikologis yang diterimanya di
malam minggu. Hampir semua sosial media cewe cantik berhasil saya stalking.
Memang sih, hobi saya ini tidak akan memberikan prestasi apa-apa kedepannya,
tapi setidaknya saya bisa tau cewe mana yang akan saya dekati. Sekian,
terimakasih dan salam kenal’
Sesuai dugaan, satu kelas tertawa ngakak. Mereka senang, gue
senang. Akhirnya gue berhasil open mic
kecil-kecilan disini. Bapak guru yang mengajar waktu itu adalah Pak Batu
Karang, yang merupakan guru Bahasa Indonesia untuk kelas sepuluh. Bahkan Pak
Batu Karang sampe geleng-geleng kepala melihat tingkah laku gue.
Seperti cerita-cerita sebelumnya yang gue tulis di blog,
cerita kali ini bakalan ada unsur percintaannya. Sebenernya gue sendiri juga
heran, cowo jomblo kaya gue bisa nulis berpuluh-puluh bab tentang percintaan.
Gue memang hebat.
Seorang remaja kalo udah memasuki jenjang SMA, pasti bakal
ngerasain yang namanya jatuh cinta. Ya, walaupun gue udah bolak-balik naksir
cewe dari SMP, tapi kali ini gue naksir cewe yang lain lagi. Cewe ini bisa
dibilang gak cakep-cakep amat, masih kalah kalo dibandingin sama Jennifer (wah,
nih cewe masih aja gue bawa-bawa =D)
Tapi entah kenapa gue naksir sama cewe itu. Dia merupakan
tipe cewe yang manis, rambutnya bagus dan menjuntai dengan indah sampe ke
punggungnya (sumpah, dia bukan kuntilanak). Tingginya kira-kira 155cm an (yeee
gue lebih tinggi).
Gue udah stalking semua sosmednya, tapi itu malah membuat
gue kecewa. Disalah satu sosmed, dia menyebutkan kriteria cowo yang dia suka.
1
. Ganteng
2.
Tinggi
3.
Kaya
4.
Anak basket
Ganteng? Iya gue tau kalo gue (gak) ganteng maksimal.
Tinggi? Gue gak pendek kok, Cuma tinggi gue aja yang ngirit.
Kaya? Jelas dong gue kaya, pas tanggal tua aja Cuma makan
indomie sama air putih.
Anak basket? Gue bisa basket kok, yang bolanya ditendang itu
kan ya?
Akhirnya gue sadar kalo gue bukan tipenya dia. Gue sadar
kalo kelemahan gue banyak, dan dari kelemahan itu gue belajar bahwa cowo-cowo
yang sifat dan karakternya kayak gue, pasti susah dapetin cowo.
Lebih ngenesnya
lagi, temen gue dikabarkan naksir sama cewe yang sama, dan mereka udah deket.
Walaupun temen gue bukan anak basket, tapi dia ganteng , kaya dan, tinggi. 3
dari 4 kriteria itu berhasil dia penuhi. Gue pun nangis darah lagi...
Banyak yang bilang ‘Kalo
udah jodoh, pasti gak bakal kemana-mana’. Kalo ada yang bilang kata-kata
itu lagi dihadapan gue, bakal gue tonjok tuh orang. Hampir semua cewe yang gue
kejar selalu gagal gue dapetin. Dunia ini terasa tak adil buat gue.
Tapi ada temen gue yang menyadarkan gue dari kekhilafan ini.
‘Ngapain juga lo
marah-marah gak jelas. Lagian kalo lo jomblo, itu bukan salah lo kok. Emang
waktunya aja yang belom tepat, buat lo ketemu sama jodoh lo. Gitu..’
Kata-kata itu benar-benar menyentuh dan menyadarkan gue.
Selama ini gue udah dibutakan dengan cinta. Cinta itu buta. Buta itu mata. Mata
itu bulat. Bulat itu telur. Telur itu kuning. Kuning itu tai. Berarti, cinta
itu TAIII (maafkan, udah mulai ngaco nih)
Karena bingung mau nulis tentang apa lagi, sekarang gue mau
ngejelasin kenapa gue dipanggil Firaun. Gue bakal jelasin sejarah dipanggilnya
kakak blogger ini dengan sebutan
‘Firaun’.
Sewaktu Student
Festival (nama kerennya MOS atau LOS), gue tergabung dalam sebuah kelompok.
Nama kelompok gue ‘Jembatan Merah’. Kelompok ini harus mengikuti rally games, yaitu games yang pindah-pindah pos gitu.
Kelompok gue berhenti disuatu pos. Cara bermainnya, setiap
kelompok harus merangkak, dan di setiap titik tertentu, kita dikasih pertanyaan.
Kalo jawab bener, kita boleh lewat, kalo salah, kita diguyur air dulu, baru
bisa lewat.
Kelompok gue memutuskan untuk memilih kategori soal IPS. Games pun dimulai. Di titik pertama,
penjaga pos membacakan soal.
‘Pada tanggal berapa
BPUPKI dibubarkan?’
‘7 AGUSTUS!!’ teriak gue
‘Yak, betul’
‘Wihh, lo ternyata
pinter IPS ya?’ tanya temen sekelompok gue
‘Gak kok, kebetulan
doang tadi’ jawab gue
Kami merangkak kembali. Tibalah di tempat untuk menerima
pertanyaan kedua.
‘Siapakah Bapak
Koperasi Indonesia?’
‘DRS.MOHAMMAD HATTA!!’ gue teriak lagi
‘Yak,Tepat sekali!’
‘AMPUNN YANG PINTER IPS!!’ temen-temen satu kelompok pada
neriakin gue
‘Hehe’ gue Cuma
bisa tersenyum
Sekarang tibalah di pertanyaan ketiga.
‘Siapakah nama dewa
kematian dari Mesir?’
Tanpa sadar, gue teriak
‘FIRAUNNN’
BYURRRRRRRRRRR
‘Woy kampret, kenapa
lo jawab Firaun. Jadi basah neh’
‘Lo kenapa sih? Tadi
pinter IPS, sekarang jadi bego banget?’
‘Sorry-sorry gue gak
sengaja teriak tadi’ jawab gue berusaha mencari pembelaan diri
‘Dasar Firaun’
Semudah dan sesimpel itu nama gue berubah menjadi Firaun.
Dengan baju basah kuyub, gue jadi bahan tertawaan satu
kelompok. Bahkan penjaga posnya sampe ketawa ngakak. Beginilah nasib orang yang
mendadak pintar, lalu terpelset jatuh dan menjadi bahan tertawaan orang lain.
Sama seperti orang yang lagi jatuh cinta. Melakukan pdkt,
lalu pdktnya berhasil, semua orang tau kalo dia lagi pdkt, lalu tiba-tiba, pas
mau nembak, ditolak.
Ngenes banget.
Komentar
Posting Komentar