‘Woy! bisa diem gak?!’
ucap Albert sang ketua kelas
‘Apa diem-diem, anak Matrikulasi
aja bangga’ ucap Max menimpali
‘Gimana ini, masa
ketua kelas ikut Matrikulasi’ ucap Joe ikut-ikutan
Beginilah suasana kelas gue, rame, asik, gokil, tapi kadang
nyebelin. Apalagi kalo lo ikut kelas Matrikulasi (semacam kelas tambahan buat
yang dianggap kurang mampu dalam mata pelajaran tertentu), lo bakal di bully habis-habisan, apalagi sama Joe
dan Max.
Menurut pendapat gue, Joe dan Max adalah berandalan X2
(dibaca sepuluh dua), walaupun mereka gak serem-serem amat. Joe anaknya tinggi,
biasanya main basket, dan dikategorikan sebagai cowok ganteng dikelas. Max
anaknya agak buncit, lumayan tinggi, bisa basket, (ngakunya) bisa futsal, dan
kalo nyanyi suaranya cetar abis.
Berandalan kelas ini gak Cuma mereka berdua, tapi masih ada
Bryan dan Mario. Bryan anaknya tinggi, rambutnya kece, anak basket juga, dan
dikabarkan lagi naksir cat tembok
(lho?). Kalo Mario, dia temen satu sekolah gue sejak SMP, anaknya gak seberapa
tinggi,anak basket, tapi kata kebanyakan orang, dia ganteng.
Dan mereka berempat lah yang meramaikan suasana kelas gue.
Emang pada dasarnya, anak-anak basket itu urakan, rame, dan memiliki rasa
percaya diri yang tinggi. Gak jauh beda dengan anak-anak basket di SMP gue
dulu.
Kalo ada kaum populer (anak basket) di kelas, pasti ada juga
kaum tidak populer. Dan seperti yang bisa kalian duga, gue pasti masuk ke dalam
kaum ini. Biasanya orang-orang di kaum
ini kalah saing dengan orang-orang kaum populer.
Di kaum gak jelas ini ada Jason, sang sekretaris kelas. Dia
orangnya pendek ( kayak gue kira-kira), suka basket, dan merupakan anak paling
rajin dikelas. Hampir semua tugas selalu dikerjakan Jason dengan tepat waktu.
Dia juga memiliki banyak sekali koleksi sepatu sport yang mahal.
Lalu ada Taka, anaknya tinggi, dan gokil. Dia dijuluki pussy cat dikelas dan gue gak tau
kenapa. Trus ada anak jenius dari Malang bernama Stane. Kalo masalah pelajaran,
dia jagonya. Tapi sayangnya, dia udah memiliki gebetan (mungkin udah pacaran)
di Malang, dan mereka menjalani LDR. Ini jelas gak level dengan gue yang
jomblo.
Ada juga Jonathan, anaknya tinggi dan suka basket juga. Dia
juga jago gambar, semacam manga dari
jepang gitu. Lalu ada bocah perantauan dari Nabire, bernama Michael. Badannya
gede, segede gaban, dan kalo ngomong lucu. ‘Eee
kita dikasih tugas bapa guru dikumpulkan kapan eee’
Hampir aja lupa, gue belom menjelaskan siapa sebenarnya
ketua kelas gue. Namanya Albert, badannnya tinggi, rambutnya klimis,
berkacamata , dan menurut penuturan orang-orang, dia mirip om-om. Gue sendiri setuju dengan penuturan itu, karena Albert
memiliki pemikiran seperti orang dewasa. Kalo bicara soal ekonomi dan
teknologi, dia jagonya.
Pernah disaat pelajaran ekonomi, Ibu guru memberi pertanyaan.
‘Kenapa kelangkaan
bisa terjadi?’
Dengan lantang Albert menjawab
‘Karena persediaan
barang kebutuhan terbatas,sedangkan permintaan masyarakat meningkat. Sehingga
kebutuhan masyarakat banyak yang tidak terpenuhi dan terjadi kelangkaan’
‘Yak, bagus Albert’
‘Ampunnn pinter
ekonomi’ ucap gue
‘Oh jelass, otak gue
kan main’ jawab Albert
‘Otaknya main kok ikut
Matrikulasi, gimana kamu ini’ Joe memulai aksinya kembali
‘Pinter ekonomi kok
ikut Matrikulasi’ Max ikut-ikutan lagi
Lagi-lagi ketua kelas di Bully.
Sekarang gue bakalan memperkenalkan cewe-cewe yang ada
dikelas gue. Dimulai dari pangkat tertinggi, sang wakil ketua kelas. Namanya
Elizabeth, tapi dia memaksa satu kelas supaya dipanggil Melly. Orangnya besar,
sangar, hampir mirip cowok, dan dijuluki dengan ‘Tujuh’. Katanya sih, ‘itu’ nya
dia ada tujuh.
Lalu ada sekertaris2, namanya mirip unsur kimia, Clorinda.
Badannya kecil, dan kerjaannya nemuin guru pengajar buat ngisi jurnal kelas.
Yang berikutnya ada Cecilia sang bendahara. Anaknya lumayan tinggi dan
merupakan bocah perantauan dari Riau. Dia gue juluki sebagai jeruk mandarin, karena dia jago bahasa
mandarin. Kenapa jeruk mandarin? Karena kalo urusan mandarin, gue Cuma tau
jeruk mandarin (sumpah gak nyambung).
Berikutnya ada Cindy, badannya kecil, kadang berkacamata dan
menurut penuturan banyak orang, banyak yang naksir sama dia. Dia cukup pintar
berbahasa mandarin (kadang gue juluki jeruk mandarin ke 2), dan bisa bermain
gitar (kaya gebetan gue tuh, si Sheryl Sheinafia).
Yang paling nyebelin adalah Marchella. Dia merupakan anak
kembar, dan kembarannya (Marchellin) ada dikelas sebelah. Seperti orang kembar
pada umumnya, wajah keduanya mirip. Dan karena mereka kembar, gue jadi bingung
kalo mau manggil salah satu dari mereka pas istirahat.
‘Eh Marchella, ini tugas biologinya gimana?’ tanya gue
‘Gue Marchellin’ jawab Chellin sewot
Gue heran, muka udah sama, pake seragam yang sama, sepatu
sama, gaya rambut sama. Gimana cara bedainnya :v? Atau jangan-jangan, mereka
memakai baju dalam yang sama...?
Lalu ada cewe yang sukanya ketawa, padahal gak ada yang
lucu. Namanya Leony,dan dia selalu memakai kacamata kesayangannya. Sisanya ada
Madeline, Anastasia, Sabrina, Cecilia2,Michelle, Graciella,Audelia, dan Erika.
Wali kelas gue ada dua, Bu Debby dan Pak Gusti. Bu Debby
mengaku sebagai pacarnya Aliando, dan ajaibnya, satu sekolah percaya akan hal
itu. Bu Debby juga termasuk guru yang aktif di sosmed dan suka bergaul dengan
anak muridnya lewat chatting.
Gara-gara itu, Albert dan Max kena teguran karena mengucapkan
kata yang tidak senonoh di grup Line
yang ada Bu Debby di dalamnya. Hal ini memberikan pelajaran bahwa, kalo mau chatting dengan aman, bikin grup sendiri
yang gak ada gurunya. Lo ngomong sekotor apapun gak bakal ada yang peduli.
Lalu ada Pak Gusti, sang guru olahraga yang baru pindah ke
SMA gue. Orangnya gak banyak bicara, dan sekalinya dia bicara, dia pasti
bilang....
‘Pemanasan itu
penting, kalo nanti ada yang cedera, trus lapor ke orang tua, kenapa kamu kok
bisa cedera? Gara-gara penjas, Pak Gusti gak mau itu’
Kelas gue termasuk kelas yang unik. Kalo lagi diem, diemnya
sampe kaya kuburan. Tapi kalo udah
rame, ramenya kaya pasar yang jual kembang buat kuburan. Sangat situasional
banget. Lalu hal unik lainnya, kelas ini hobi banget ke toilet. Di tiap jam
pelajaran pasti ada yang ijin ke toilet. Ada yang kebelet pipis atau boker, ada
yang mau modus ke kelas sebelah, ataupun yang modus ke kakak kelas yang cakep.
Beginilah kehidupan yang ada di kelas X2. Gue cukup senang
tergabung dalam kelas yang malu-maluin ini, padahal pas awal masuk pada
malu-malu anjing.
Wtf pat
BalasHapusmaafkan bert *peace*
Hapus