Langsung ke konten utama

Mendingan Mana?


Ceritanya ini gue lagi dengerin lagu di youtube

Natal lagi, ku masih single, udah minta sama santa, gak dikasih, sedih...

Kira-kira kayak gitu deh, lirik dari parodi lagu yang dibuat oleh Edho Zell. Lagu aslinya berjudul ‘Santa Tell Me’ yang dinyanyikan oleh Ariana Grande (tulisan namanya bener gak tuh?). Ngomong-ngomong soal single, kebetulan banget natal ini gue masih single hahaha (gak lucu ya?).

Tapi gue gak akan bahas itu, karena dari awal gue nulis blog isinya tentang single semuanya. Jadi buat apa bahas gue single, lagian gak ada yang peduli sama nasib gue. Yang akan gue bahas kali ini adalah, film buatan komedian favorit gue, Raditya Dika. Dan ironisnya, film itu berjudul ‘Single’. Makasih bang Radit, akhirnya film tentang kaum gue dibuat juga.

Yang gue idolain dari sosok Raditya Dika adalah, dia selalu konsisten dalam membuat film tiap tahunnya. Tahun 2012, dia bikin film ‘Cinta Brontosaurus’. Tahun 2013 dia bikin film ‘Manusia Setengah Salmon’. Tahun 2014 dia bikin film ‘Marmut Merah Jambu’. Dan tahun ini, dia bikin film berjudul ‘Single’. Bedanya, tahun ini dia bikin film bukan dari buku yang dia tulis. Dan kali ini dia bekerja sama dengan Production House yang lain.

Filmnya tayang di bioskop tanggal 17 Desember kemaren, dan gue memiliki banyak kendala yang membuat gue gak bisa nonton film itu. Yang pertama, duit gue abis. Yang kedua, nyokap gue masuk rumah sakit dan gue harus jagain, jadi gak bisa pergi kemana-mana. Dan yang terakhir, gue masih single. Ibarat seperti ‘Jeruk kok minum jeruk?’, kalo gue single kok nonton film ‘Single?

Berbekal doa dan ibadah yang kuat, akhirnya Tuhan mengijinkan gue untuk menonton film yang kata orang-orang bagus. Jadi pas tanggal 18 Desember, gue ngecek di sosial-sosial media. Banyak yang komen bagus tentang film ‘Single’ ini. Hal ini membuat tekad gue semakin bulat untuk menonton film ini.

Hari yang gue tunggu-tunggu itu jatuh pada hari Selasa, 22 Desember 2015. Tepat di hari Ibu Nasional, akhirya gue bisa jalan keluar. Gue menaiki motor kesayangan, lalu bergegas pergi menuju mall. Sebelumnya gue udah cari-cari info di www.21cineplex.com , dan gue udah mendapatkan mall dengan harga tiket yang paling murah.

Tapi permasalahannya, jalan menuju mall itu ada polisinya. Gue takut kena razia, karena gue belom punya SIM. Tapi di lain pihak, gue pengen banget nonton film ini. Dan dengan desakan gejolak hati, serta kalimat mujarab dari asisten rumah tangga ‘Gausah takut polisi bang, santai aja jalannya’, gue pun pergi menuju mall.

Buat kalian yang tinggal di Surabaya, mungkin tau daerah Pakuwon City di Laguna. Dan itulah tujuan gue. East Coast Center nama tempatnya. Dan disana terkenal murah untuk tiket bioskopnya. Di perjalanan gue sempet ketemu polisi dua kali, tapi beruntung banget, mereka lagi gak ngadain razia, jadi gue aman (yeaaayy).

Pas mau masuk di tempat parkir, gue seperti orang bego dan tolol. Gue gak tau kalo mau parkir disitu, harus nunjukkin STNK dulu. Nah gue udah keburu seneng mau nonton, dan pikiran gue udah kemana-mana, jadinya gue gak dengerin apa yang dikatakan penjaga pos parkir.

Bisa liat STNK-nya mas?

Hah? Apa mas?’ tanya gue balik

STNK mas

Seng??’ tanya gue dengan tampang bego

BOLEH LIAT STNK-NYA MAS? Itu dibelakang antriannya udah banyak. Ayo cepetan mas

Eh iya-iya mas, bentar

Setelah peristiwa memalukan di tempat parkir, gue pun masuk ke ECC (begitu biasa disebut orang-orang gaul). Gue liat jam, masih jam setengah sebelas. Bioskop belom buka. Akhirnya gue pake cara lama. Tidur di toilet.

Gue menghabiskan sepuluh menit di toilet lantai satu, itu juga karena sekalian pipis. Lalu gue menghabiskan lima menit di toilet lantai dua, karena gue bosen makanya Cuma lima menit. Trus waktu gue naik ke lantai tiga, tempat bioskop, bioskopnya belom buka. Jadi gue pergi menuju toilet di lantai itu, dan menghabiskan sepuluh menit nongkrong disana.

Waktu menunjukkan pukul sebelas kurang lima menit. Perkiraan gue bioskop bakal buka jam sebelas, karena filmnya akan diputar pukul dua belas. Tapi ternyata gue salah. Gue berdiri di depan pintu bioskop pada pukul sebelas lewat lima, tapi bioskop tak kunjung buka. Disana juga banyak orang lagi ngantri, rata-rata yang dateng adalah ibu-ibu dan anaknya.

Ada juga anak muda seumuran gue, tapi mereka berkelompok. Dan kayaknya, emang Cuma gue yang dateng sendiri. Gue yang gak mau dipermalukan di depan umum, gue kembali ke toilet dan duduk disana, merenungi nasib.

Yang paling nyebelin, bioskopnya buka jam setengah dua belas. Hanya berjarak tiga puluh menit dari jadwal pemutaran filmnya. Tanpa basa-basi lagi, gue menghampiri tempat membeli tiket. ‘Single yang jam 12 mbak’ ucap gue

Duduknya dimana kak?

Ng.., B1 aja mbak’ jawab gue

Ya, gue sengaja milih yang pojok, biar gak ada yang bisa pacaran di pojokan. Walaupun masih ada tempat pojok lain, kan gak mungkin banget mereka nonton film ‘Single’ ini. Nah mereka aja udah pacaran, kok nonton film yang nyeritain belom pacaran?

Setelah membeli segelas es coklat dan popcorn manis ukuran small, gue masuk ke Studio 3. Tempat film ‘Single’ akan ditayangkan. Gue memperhatikan satu per satu orang yang masuk. Mbak-mbak sama temennya, bocah-bocah sama ibunya, ini jelas peristiwa yang bagus. Karena gak ada yang pacaran disini.

Film ‘Single’ pun diputar. Banyak sekali orang yang tertawa (termasuk gue) dalam setiap adegan film ‘Single’. Dan kali ini, gue gak perlu nyeritain isi filmnya disini. Kalian bisa liat sinopsisnya di internet, atau kalian nonton film ini di bioskop. Filmnya keren kok. Kecuali lo adalah orang yang lagi pacaran dan gak mau disindir di film ini, pasti lo bakal bilang kalo filmnya jelek.

Yang gue suka dari film ini, adalah pelajaran berharga yang tersirat dari film tersebut. ‘Mendingan mana, pacaran tapi tertekan, atau bebas, tapi single?’. Buat gue, kalimat itu jelas ngeJLEB banget. Tapi gue juga belajar, gak selamanya menjadi Single itu menyedihkan.

Single juga bisa bikin kita bahagia kok, kecuali lo single-nya kelamaan. Tiga kehidupan misalnya. Hidup-mati-hidup lagi tapi lo masih aja single”. Begitu yang dikatakan Ebi (Raditya Dika) di film itu. Dan gue sendiri juga bahagia menjadi Single, karena semenjak gue putus, gue bisa nulis blog sampe sejauh ini.

Mungkin kalo gue udah punya pacar, gue gak bakal sempet nulis-nulis gak jelas kayak gini. Gue pasti udah sibuk nemenin pacar jalan-jalan, nonton, makan, trus pas pulang nangis di bawah shower sambil bilang ‘Duit gue abis... duit gue abis’.

Jadi, mendingan mana, pacaran tapi gak bebas untuk berteman sama siapa aja, atau single, tapi lo bebas mendekati semua cewe di dunia?  Walaupun kemungkinan ditolaknya juga besar, gue lebih memilih bebas tapi single. Karena gue yakin, suatu saat nanti, jodoh itu bakal dateng sendiri.

#selamatharinataldantahunbarubuatyangngerayain


   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Ruang Detensi

Sekolah gue menerapkan sebuah peraturan baru, yang katanya diadaptasi dari film Spider-Man : Homecoming . Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jadi di sekolah gue, ada sebuah ruangan baru. Ruangan tersebut diberi nama Detention Room (Ruang Detensi). Jadi semua pelanggar, apapun jenis pelanggarannya, bakal dimasukkan ke ruangan itu selama sehari. Jadi mereka gak bisa bareng temen-temen kelas mereka, dan jam istirahatnya pun dipisah. Mereka akan belajar sendiri di ruangan itu, dan guru hanya memberikan tugas. Awalnya gue gak peduli dengan kebijakan baru ini. Toh gue juga gak pernah melanggar aturan sekolah. Hal itu gue pegang teguh, sampe suatu ketika, temen gue dari kelas lain ada yang salah seragam, dan otomatis dia harus masuk ke ruangan ajaib itu. Karena gue dan dia satu antarjemput, ketika pulang sekolah dia membagikan pengalamannya berada di ruangan detensi. “ Gimana di ruang detensi? ” tanya gue. “ Asyik cuy, banyak temenny...

GURU MAGANG TERSAYANG

GURU MAGANG TERSAYANG SEBAGIAN besar guru-guru senior di sebuah sekolah, identik dengan galak, kasar, suka marah, suka mukul penggaris, suka lempar sepatu, suka lempar kutang (lho?). Intinya, banyak murid-murid sekolahan yang gak suka sama guru senior. Dikit-dikit dimarahin, dikit-dikit dipukul, dikit-dikit dibunuh dihukum. Suasana belajar mengajar pun jadi tidak nyaman. Tapi kenapa guru senior itu masih dipekerjakan di sekolah? Jawabannya sederhana. Guru-guru senior memiliki pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, jadi diharapkan guru senior ini bisa meningkatkan hasil belajar murid-murid. Tapi dijaman sekarang ini, sekolah-sekolah sudah memiliki solusi selain memberdayakan guru-guru senior, yaitu dengan memperkerjakan calon guru. Istilah beken nya guru magang. Calon-calon guru ini dipekerjakan agar memiliki jam terbang dalam mengajar. Biasanya guru-guru magang ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa kuliahan yang baru aja lulus. Itu artinya, guru-guru ini usianya gak beda jauh...

Suka Duka Kelas 12

Menjadi siswa kelas 6, 9, dan 12 itu seperti impian sejuta pelajar di Indonesia. Pas SD pengen cepet-cepet kelas 6 biar bisa ikut acara perpisahan ke luar kota. Pas SMP pengen cepet-cepet kelas 9 biar bisa liburan lebih lama. Pas SMA pengen cepet-cepet kelas 12 biar bisa liburan sendiri bareng temen-temen karena udah bisa nyetir mobil secara legal. Banyak orang menginginkan berada pada suatu tingkat tertentu, tetapi mereka gak tau bahwa beban yang harus dipikul sangatlah berat demi berada pada tingkatan tersebut. Setelah UNBK tingkat SMA selesai beberapa waktu lalu, beberapa adik kelas yang gue kenal bilang ke gue, “ Enak ya kak, udah bebas. Liburnya juga lama banget. Jadi pengen cepet-cepet kelas 12 juga deh. ” Ya, kalo dipikir-pikir, bener juga sih. Kita libur mulai dari April-Juli. Bahkan ada beberapa kampus yang memulai kegiatan kuliah di bulan Agustus. Tapi, mari kita jabarkan satu per satu, hal-hal yang harus dilakukan ketika kamu berada di kelas 12. Yang pertama ...